Ensiklopedia ilmu yang menyatukan berbagai disiplin ilmu untuk dunia yang lebih baik.
 

Ekspektasi VS Kenyataan Kuliah di Amikom

Di musim penerimaan mahasiswa baru kayak sekarang, yakin deh, nggak sedikit calon mahasiswa yang pasti pernah googling “kampus swasta terbaik di Indonesia” dan “kampus swasta jurusan ilmu komputer di indonesia”. Hasilnya, mereka bakal nemuin bahwa Google menampilkan beberapa kampus swasta IT terbaik di Indonesia adalah: Universitas Telkom, Binus University, dan Universitas Amikom Yogyakarta. Kuliah di Amikom sounds legit. Hm….

Singkirkan dulu soal valid nggaknya peringkat universitas versi halaman pertama Google tersebut. Khusus Amikom, dewasa ini kampus satu ini emang udah dicap sebagai salah satu kampus it terbaik di Indonesia.

Amikom di dunia industri pun terkenal, berikut adalah salah satu contoh tweet CEO Bukalapak.

Kredit: CEO Bukalapak

Data diatas mungkin bisa dijadikan acuan untuk universitas swasta yang memiliki teknik informatika terbaik yang diantaranya Universitas Telkom, Binus, Amikom, dan lainnya. Tapi tetap ini tidak bisa dijadikan acuan untuk Teknik Informatika terbaik secara mutlak. Tapi paling tidak, kita bisa mengetahui alumni universitas mana yang paling banyak berkerja di startup unicorn. Hal ini tentu menguntungkan agar bisa mendapatkan rekomendasi dari alumni alumni tersebut.

Pertanyaannya, terutama buat kamu yang sedang mengincar masuk Amikom atau pernah pengin jadi mahasiswa di situ tapi gagal, emang kampus kayak Amikom isinya orang-orang pintar dan baik budi semua?

Sebagai pengantar, sebuah thread di Quora yang sempat ramai pada 2022 lalu tampaknya bisa ngasih sedikit cerita buat menjawab pertanyaan apakah anak Amikom pasti pinter semua.

Thread tersebut ditulis seorang pengguna Quora bernama Radita Liem. Ia menceritakan pengalaman bertemu dua Mahasiswa inspiratif dari Amikom Jogja.

Alkisah, teman pertama menjadi pebisnis sukses mengembangkan bengkel modifikasi motor mengerjakan pekerja-pekerja dari SMK dan komponen yang dibuat sudah dijual hingga ke manca negara. Bisnis bengkel modifikasinya dimulai ketika dia kuliah dan berhasil membeli motor Yamaha Byson, dia mulai mengutak atik sendiri modifikasi body motor setelah melihat harga dan kualitas komponen yang dia inginkan kurang bersahabat untuk kantong mahasiswa. Sekarang bisnisnya merambah ke berbagai hal seperti pernak pernik dengan laser cutting dan pernah juga budidaya ternak lele. Sebagai mahasiswa pun beliau cukup sukses karena saya bertemu dengan beliau ketika sama-sama mengikuti kompetisi mahasiswa berprestasi.

Teman kedua mbak Radita memiliki hobi desain, videografi, dan fotografi. Teman kedua ini sangat menginspirasi saya untuk totalitas mendesain materi presentasi. Karena totalitasnya dalam berkarya dan semangatnya, beliau sekarang bekerja untuk perusahaan ternama di Amerika Serikat dan sekarang sedang tinggal di sana, beliau direkrut saat berpartisipasi di salah satu lomba desain. Sampai sekarang beliau dan istrinya terus berkarya dan foto-foto / video mereka selalu saya nantikan.

Dari perjalanan hidup atas, menurut mbak Radita Liem, bukan kegiatan apa yang menghasilkan keuntungan paling tinggi baik anda berkuliah di universitas paling ngetop atau universitas antah berantah, tapi bagaimana anda menjalani kegiatan-kegiatan yang menurut anda bermakna.

Dia pun memberi catatan, utamakan mengasah keahlian dan bukan pasrah mengandalkan almamater, apalagi kalau sudah mau menembus karier internasional hampir tidak ada yang tahu kampus ternama Indonesia ini memangnya apaan ya? Lihat juga kalau kesuksesan ini tidak instan. Yang keluar-keluar kuliah dapat posisi kerja programmer senior ya ketika kuliah paling aktif dengan komunitas IT, paling jagoan tiap proyek pemrograman, dan mereka tidak tunggu bola nunggu pas lulus ijazahnya kira-kira diterima apa nggak ya buat kerja. Mereka punya kepercayaan diri tinggi karena memang kemampuannya juga tinggi dari usaha mereka yang jauh lebih tinggi daripada mahasiswa pada umumnya.

Tapi gimana menurut anak Amikom sendiri? Apa pendapat mereka jadi Mahasiswa Amikom?

User Quora bernama Nanda Reynaldi menjawab ini, menurutnya hingga kini belum bisa apa-apa. Namun dia tetap optimis -bismillah- suatu saat bisa sukses kayak alumni lainnya.

Yah, yang namanya bayangan, emang relatif terhadap kenyataan sih. Dari kisah di atas kita jadi tahu kalau imajinasi pra dan pascamasuk Amikom pun demikian, hal yang sangat mungkin ditemukan juga di kampus lain.

Pelajaran moralnya, masuk Amikom itu relatiif, ada istimewa sekaligus tidak istimewanya, yang terpenting adalah konsisten & totalitas berkarya di manapun kalian berada.

Bagikan artikel ini